Pola Asuh Anak: Terlambat Memberi Makanan Padat

Pola Asuh Anak: Terlambat Memberi Makanan Padat
Pola Asuh Anak: Terlambat Memberi Makanan Padat
Perkembangan Balita - Kali ini  kita akan membahas pola asuh anak yang salah akibat terlambat memberi makanan padat tidak tepat waktu, terlalu lambat atau malah terlalu cepat, sama-sama berdampak negatif bagi bayi.

MENGAPA TERLAMBAT?
Bila karena alasan medis semisal bayi mengalami gangguan pencernaan, tentu bisa dipahami. Lain hal bila karena orang tua tidak aware di usia berapa bayinya sudah harus mendapat makanan padat, atau justru lantaran orang tua menyerahkan perawatan bayi sepenuhnya pada pramusiwi yang wawasannya sangat terbatas sehingga si bayi jadi “terlantar”.

KEBUTUHAN GIZI TAK MENCUKUPI
Pengenalan MPASI terlalu cepat bisa menimbulkan masalah pada pencernaan bayi, karena pencernaannya dipaksa bekerja keras sebelum waktunya. Sebaliknya pengenalan yang terlalu lambat berdampak pada kurang tercukupinya kebutuhan gizi si bayi.

JADI SULIT MAKAN
Di usia batita, keterlambatan itu membuat anak jadi rewel dalam urusan makan karena ia terbiasa dengan makanan diblender. Padahal selepas usia bayi, jenis makanan anak sudah sama dengan orang dewasa. Variasi makanan yang terbatas juga membuat anak jadi pemilih. Misal, anak yang terlambat dikenalkan pada sayur, sampai dewasa pun jadi tak suka sayur.

MEMPENGARUHI MENTALITAS ANAK
Kalau dibiarkan berlarut-larut, tanpa sadar bisa memengaruhi mentalitas anak: maunya serba instan, mudah, cepat, dan tidak sulit. Kelak akan memengaruhi tingkat motivasi, ketekunan, daya tahan, kemauan dan tingkat toleransi stres anak. Selain juga bisa memengaruhi kemampuan adaptasi anak, jadi sulit dan pemilih. Ke depannya, anak cenderung menjadi pribadi yang kaku dalam bergaul, semua harus mengikuti keinginannya.

YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN

PADA BAYI:
  • Coba terapkan pola makan yang teratur. Dengan begitu bayi mulai belajar “menghafal” kapan waktu makan bubur, kapan waktu makan buah dan sebagainya.
  • Setelah berusia 9 bulan, jadwalkan bayi makan nasi tim sehari 2 kali, boleh pagi dan sore atau pagi dan siang.
  • Pisahkan lauk-pauk dengan nasi timnya. Ini berguna untuk mempertahankan kesegaran makanan bila akan dikonsumsi lagi setelah dipanaskan.
BALITA:
  • Makan bersama di meja makan bisa membangkitkan minat anak karena makanan yang dimakannya sama dengan orang tuanya.
  • Batasi pemberian susu, dalam arti jangan tiap kali anak minta langsung diberi. Kondisi ini akan membuat anak merasa lapar hingga mau makan makanan padat yang disediakan untuknya.
  • Beri kebebasan pada anak untuk memilih menunya. Supaya tetap sehat, orang tua bisa menawarkan beberapa alternatif makanan bergizi.
USIA TEPAT PEMBERIANJika bayi mendapat ASI eksklusif, berarti pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dimulai pada usia 6 bulan, diawali dengan makanan semi padat kemudian secara bertahap mulai dikenalkan makanan padat. Tetapi jika bayi tak mendapat ASI eksklusif, pengenalan makanan semi padat bisa dimulai sejak usia 4 bulan lalu berangsur-angsur ke makanan padat.

TIPS-TIPS PENTING
  • Pahami perkembangan dan kebutuhan anak, termasuk kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan makanan padat.
  • Berikan pemahaman yang tepat mengapa anak harus makan nasi, sayur, lauk-pauk. Jauhi cara-cara mengancam seperti, tak dibelikan mainan kalau sayurnya tidak dihabiskan dan sebagainya.
  • Bila anak menolak, bersabarlah tetapi juga harus tegas. Jangan sampai penolakan itu terus dituruti hingga akhirnya merugikan anak sendiri.
  • Variasikan menu makanan, bila perlu suguhkan makanan dalam porsi cantik sehingga menarik minat anak.
Nah, para pembaca Perkembangan Balita, semoga informasi pola asuh anak di atas bermamfaat bagi Bapak atau Ibu sekalian. Salam bahagia.

Comments