Tidak Memberi Kesempatan Bicara Pada Anak

Pola Asuh Anak Dalam Keluarga: Tidak Memberi Kesempatan Bicara Pada Anak
Perkembangan Balita - Dalam pola asuh anak dalam keluarga, orang tua yang otoriter sering menetapkan batasan-batasan yang sempit dan tak memberi peluang kepada anak-anak untuk berbicara.

MENGAPA TERLAMBAT
Pada dasarnya authoritarian parenting (pola asuh otoriter) mencerminkan ketidaksiapan orang tua untuk mendengarkan apa yang ingin disamapaikan anak. Padahal, anak perlu didengarkan untuk diketahui perasaan dan masalah yang dihadapinya. Jika anak telah membicarakannya, diharapkan ia dapat dibantu untuk menghadapinya.

MERASA TERBEBANI
Pada beberapa keluarga, tuntutan kedua orang tua untuk bekerja, sering kali menghasilkan proses komunikasi searah. Orang tua dengan segala beban pekerjaannya dan ketidaksiapan emosionalnya secara tak sengaja menutup proses komunikasi dua arah. Mereka tak ingin diganggu dengan apa pun perkataan anak karena mereka juga merasa terbebani dengan apa pun yang akan dikatakan oleh anak.

BELAJAR MENJADI PENDENGAR
Orang tua harus peka dan perhatian terhadap kebutuhan anak, terutama saat anak ingin menyampaikan sesuatu. Seringlah mengajak anak berbicara/mengobrol, atau ciptakan suatu situasi yang memberikan peluang bagi anak untuk berbicara dan mengeluarkan pendapatnya. Dengan mau mendengarkan anak, orang tua jadi tahu apa sebenarnya yang diinginkan anak dan bantuan apa yang dapat diberikan bila anak bermasalah. Ini akan mempengaruhi pembentukan konsep diri yang positif karena anak merasa dihargai.

APA DAMPAKNYA BILA ANAK "DIBUNGKAM"?
  • Cenderung pasif dan apatis. Atau sebaliknya, jadi agresif sebagai bentuk protes atas batasan-batasan yang diberlakukan orang tuanya.
  • Kehilangan waktu untuk memperoleh pengalaman berkomunikasi yang baik dan efektif. Apalagi di usia 3-5 tahun, pengalaman berbicara menjadi modal yang diperlukan anak saat ia mulai bersosialisasi ke luar rumah, terutama dengan anak-anak sebayanya.
  • Kesulitan bersosialisasi dengan teman-teman sebaya (dan selanjutnya masyarakat luas) dapat terus berlanjut sampai anak masuk usia sekolah. Anak juga tak memiliki kesempatam untuk menjalin persahabatan membutuhkan proses pengungkapan diri terus-menerus yang selama ini tak berkembang di dalam keluarganya.
  • Merasa tak punya hak bicara. Akibatnya, saat ia memiliki kesempatan untuk berbicara dengan orang tua maupun orang lain, ia akan cenderung memotong pembicaraan orang karena merasa itulah waktunya yang tepat untuk berbicara.
Nah, para pembaca Perkembangan Balita, semoga topik di atas berguna bagi kita semua dalam menerapkan pola asuh yang tepat pada anak-anak kita, karena salah menerapkan pola asuh berarti menghambat perkembangan anak. Terima kasih.

Comments