Hindari Pola Asuh Yang Menakuti-nakuti Anak

Hindari Pola Asuh Yang Menakuti-nakuti Anak
Hindari Pola Asuh Yang Menakuti-nakuti Anak
Perkembangan Balita - Pada artikel kali ini, kami akan membahas mengenai seringnya para orang tua menakut-nakuti anak mereka agar anak mau bersikap “manis” atau menuruti keinginan orang tua. Padahal, dampaknya buruk, lo! Tentunya hal ini adalah pola asuh yang salah.

Nah, dampak apa yang akan ditimbulkan apabila orang tua berlaku seperti di atas?

Tentunya hal tersebut berdampak kurang bagus bagi perkembangan si anak selanjutnya. ADAPUN DAMPAKNYA ADALAH:

USIA 0-12 BULAN : TAK MERASA AMAN DAN NYAMAN
Misalnya orang tua mengatakan, “Ayo dong makan, Sayang. Kalau enggak, nanti digigit cicak lo.” Atau “Kita main di  dalam aja, ya, Nak. Kalau di luar nanti ada penculik.” Jika perkataan semacam itu selalu berulang diterima bayi, lama-kelamaan ia akan menyerapnya. Di otaknya akan terekam data bahwa kalau bermain  di luar akan diculik, begitu juga anggapan cicak akan menggigitnya,. Akhirnya, si kecil jadi selalu tak merasa aman dan nyaman.

USIA 1-3 TAHUN : TERGANTUNG PADA ORANG TUA
Anak balita belum bisa membedakan, mana yang masuk akal dan tidak. Karena itu, apa yang dilihat dan didengarnya sering diserapnya sebagai sesuatu yang nyata. Menakut-nakuti justru membuatnya selalu tergantung pada orang tua. Akhirnya, anak menjadi sosok yang penakut.

USIA 3-5 TAHUN : MIMPI BURUK DAN SELALU CEMAS
Di usia ini, imajinasi anak sudah berkembang. Rasa takut yang muncul karena selalu ditakut-takuti akan membuatnya bermimpi buruk. Sementara ketakutan yang terus menerus dialami akan mengakibatkan anak selalu bingung, cemas dan tegang.

USIA 6-9 TAHUN : PROSES EKSPLORASI TERGANGGU
Perasaan takut berlebihan akan merusak kemampuan anak dalam berpikir dan berperilakusecara rasional, terutama saat pengambilan keputusan. Kemudian, jika suasana takut akibat sering ditakut-takuti itu terus menetap dalam benak anak, maka proses eksplorasi, bermain dan kegiatan rutinnya akan terganggu serta terhambat.

USIA 9-12 TAHUN : SULIT KONSENTRASI
Banyak energi terbuang percuma karena anak memelihara rasa takutnya yang berlebihan sehingga mengganggu proses belajarnya di sekolah.  Dia tak bisa konsentrasi dalam belajar. Yang seharusnya energinya dipakai untuk belajar, jadi digunakan untuk mengatasi masalah takutnya. Dampak selanjutnya, dia jadi tak percaya diri bahkan phobia. Kalau tak diantisipasi, bisa menjadi sesuatu yang menghambat segalanya. Ke mana-mana takut, hingga jiwanya juga tak berkembang. Apalagi kalau sampai memberi julukan “si penakut” kepada anak, justru tak akan memecahkan masalah.

Nah dari dampak di atas, YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN ORANG TUA:
  • Stop menakut-nakuti anak dalam bentuk dan dengan tujuan apapun. Jikapun terpaksa, perlu ada penjelasan dari orang tua sehingga anak akan mengerti.
  • Di usia bayi, basic need (kebutuhan dasar) sangat penting diperhatikan, yaitu terciptanya rasa aman dan nyaman. Tugas orang tua adalah mengondisikan suasana lingkungan yang kondusif  dengan cara membujuk atau mengajak si kecil dengan kata-kata lemah-lembut dan menyejukkan.    
  • Begitu pun dengan si balita dan si prasekolah, membujuknya jauh lebih efektif ketimbang menakut-nakuti yang jelas tak ada manfaatnya. Contoh, “Ade harus makan. Kalau Ade enggak makan, nanti Ade bisa sakit. Coba Ade lihat, semua orang juga makan. Papa, Mama, dan si Mbak juga makan.”
  • Kontrol rasa takut anak. Jangan biarkan si kecil sendirian dalam mengatasi ketakutannya. Doronglah anak untuk mengekspresikan perasaannya sehingga latar belakang ketakutannya dapat terungkap. Bermain peran menjadi salah satu cara yang cukup efektif. Dalam permainan ini anak memerankan sosok yang selama ini dianggap menakutkannya. Misal, berperan sebagai dokter gigi yang selama ini dalam bayangannya sangat menakutkan. Ajak anak berkomunikasi dan bertukar pikiran/pendapat,tentu disesuaikan dengan usianya.
  • Bila rasa takut anak sudah mengganggu aktivitasnya sehari-hari, sebaiknya konsultasikan pada ahlinya.
Nah, para pembaca Perkembangan Balita, semoga artikel di atas bermamfaat bagi Anda semua dalam menerapkan pola asuh anak yang tepat. Salam bahagia....

Silahkan dibaca juga: Cara Mendidik Anak Mengatasi Rasa Takut Yang Berlebihan

Comments